Para orang tua biasanya punya 1 kesamaan:
suka nggak tahan kalau liat mainan anak. Bawaannya jadi pengen beliin anak
mainan terus, deh! Ada kepuasan tersendiri waktu melihat wajah
bahagia dari anak tersayang saat dia menerima mainan baru. Tapi waktu lagi browsing online tentang pendidikan anak,
aku dapat info tentang mainan yang gak cuma untuk bermain. Soalnya, bermain
adalah salah satu cara anak untuk belajar. Pemilihan mainan yang tepat tidak
cuma membuat si kecil senang, tapi juga mengajarkan berbagai hal seperti
kreativitas, memori, dll. Istilah kerennya: educational
toys.
Jadi mainan kayak gimana sih yang
bermanfaat untuk anak-anak? Menurut info di sebuah situs perkembangan anak (link:)
dan beberapa situs lainnya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat
memilih mainan, di antaranya:
1. Pilih mainan yang bisa dikreasikan dalam berbagai cara. Maksudnya
mainan yang tidak membuat si anak pasif, melainkan mainan yang merangsang
kreativitas dan membuat anak aktif. Contohnya: mainan balok yang bisa disusun,
dirangkai, dan dibentuk menjadi berbagai bentuk.
2. Pilih mainan yang tumbuh bersama anak. Ketika anak tumbuh semakin
dewasa, dia masih tetap bisa memainkan mainan tersebut. Contoh: mainan plastik
berbentuk binatang, kereta api atau mobil, boneka, dll. Mainan seperti ini bisa
jadi teman main balita atau sebagai teman tidur, tapi anak yang sudah agak
dewasa masih bisa bermain ‘pura-pura’ dengan mainan ini, misalnya membuat kota
kecil dengan mainan plastik sebagai penduduknya. Mainan seperti ini tidak hanya
mendidik, tapi juga membantu orang tua berhemat, karena orang tua tidak perlu
terus-terusan membelikan mainan baru untuk anak. Lebih hemat, dong.
3. Pilih mainan yang mendorong anak untuk bereksplorasi dan belajar
memecahkan masalah.
Mainan seperti ini juga bisa mengembangkan kemampuan logika dan kemampuan motorik halus anak. Contohnya: puzzle serta peralatan seni seperti krayon, tanah liat mainan, dll.
Mainan seperti ini juga bisa mengembangkan kemampuan logika dan kemampuan motorik halus anak. Contohnya: puzzle serta peralatan seni seperti krayon, tanah liat mainan, dll.
4. Pilih mainan yang mengembangkan imajinasi anak.
Anak kecil biasanya suka berperan jadi orang lain, misalnya pura-pura jadi raja, pembalap, dll. Berikan dia mainan yang mendorong permainan ini, sehingga Anda membantu mengembangkan imajinasi anak. Contohnya: cangkir teh mainan, rumah mainan, dll.
Anak kecil biasanya suka berperan jadi orang lain, misalnya pura-pura jadi raja, pembalap, dll. Berikan dia mainan yang mendorong permainan ini, sehingga Anda membantu mengembangkan imajinasi anak. Contohnya: cangkir teh mainan, rumah mainan, dll.
5. Berikan mainan yang mulai mendorong dan mengajarkan anak untuk
membaca.
Anak sekolah jaman sekarang diharuskan untuk bisa membaca lebih cepat. Jadi, kenapa tidak mulai mengajarkan huruf dan tulisan pada anak sejak dini? Buku dan mainan berbentuk huruf akan membantu proses belajar si kecil.
Anak sekolah jaman sekarang diharuskan untuk bisa membaca lebih cepat. Jadi, kenapa tidak mulai mengajarkan huruf dan tulisan pada anak sejak dini? Buku dan mainan berbentuk huruf akan membantu proses belajar si kecil.
6. Pilih mainan yang mendorong anak untuk bergerak aktif
Kebanyakan mainan yang populer jaman sekarang berbentuk gadget. Tablet, telepon selular, atau gadget lainnya memang bisa membuat anak duduk manis karena asyik bermain. Tapi kalau jadi kebiasaan, anak jadi tidak suka bergerak aktif. Salah-salah anak bisa jadi obesitas, lho! Jadi, berikan mainan yang mendorong anak untuk bergerak, misalnya bola, kereta dorong, sepeda, dll.
Kebanyakan mainan yang populer jaman sekarang berbentuk gadget. Tablet, telepon selular, atau gadget lainnya memang bisa membuat anak duduk manis karena asyik bermain. Tapi kalau jadi kebiasaan, anak jadi tidak suka bergerak aktif. Salah-salah anak bisa jadi obesitas, lho! Jadi, berikan mainan yang mendorong anak untuk bergerak, misalnya bola, kereta dorong, sepeda, dll.
7. Pilih mainan yang mengajak anak untuk bermain bersama orang lain
Mainan seperti ini tidak hanya lebih menyenangkan, tapi
juga mengajarkan kemampuan sosial. Misalnya, permainan kartu sederhana untuk
anak, Uno Stacko, dll. Acara bermain bersama bisa jadi cara paling gampang
untuk membangun ikatan dengan anak, lho.
Selain faktor pendidikan, faktor keamanan
mainan juga harus diperhatikan orang tua, yaitu dengan cara:
1. Pilih mainan sesuai dengan umur anak
Beberapa mainan untuk balita memang masih bisa digunakan
oleh anak yang sudah agak besar. Tapi jangan berikan mainan yang diperuntukkan
untuk anak dewasa kepada anak yang masih balita. Ada alasannya kenapa beberapa
mainan punya peringatan “Tidak cocok untuk anak berumur di bawah 3 tahun.”
Mainan untuk balita dan bayi biasanya tidak memiliki bagian-bagian kecil yang
bisa membuat bayi tersedak. Kancing berukuran kecil pada boneka mainan saja
bisa copot dan tertelan, lho. Jadi, perhatikan peringatan yang tertera pada
mainan yang Anda beli.
2. Pilihlah mainan yang terbuat dari bahan yang aman
Mainan yang paling mendidik pun tak ada gunanya kalau terbuat dari
bahan yang membahayakan kesehatan. Mainan sebaiknya mudah dibersihkan dan tidak
menggunakan cat yang mengandung timah atau bahan berbahaya lain.
Mainan yang aman dan mendidik tidak harus
mahal, kok. Di zaman serba modern di mana online shop menyediakan berbagai
macam barang dan mempermudah proses belanja, mainan mendidik untuk anak juga
bisa didapatkan dengan mudah. Contohnya adalah online shop berikut
yang punya beragam jenis mainan untuk anak. Selain itu, orang tua juga bisa
mengajarkan kreativitas pada anak dengan cara membuat mainan dari barang-barang
yang tidak terpakai, misalnya membuat rumah-rumahan atau pesawat dari kotak
kardus bekas.
Jangan lupa juga, luangkan waktu untuk
menemani si kecil bermain. Jangan sampai dia terlalu sering bermain sendirian.
Tidak ada yang lebih menyenangkan dari bermain bersama si kecil tersayang, kan? Udah
ah ngobrolnya.. aku mau main sama anakku dulu.. :D