Baju koko memang kerap menjadi
pilihan kaum pria untuk beribadah, menghadiri acara keagamaan atau syukuran.
Kok bisa ya? Ternyata setelah aku telisik lebih dalam, baju koko ini dinilai
dapat memancarkan kewibawaan si pemakai. Jadi laki-laki yang gemar memakai baju koko mungkin ingin
terlihat berwibawa kali ya.. Hehe..
Selain itu, baju koko sangat mudah
dipadukan dengan berbagai busana lain, mulai dari kasual, semi-formal, hingga formal. Atasan baju koko terbukti tetap matching jika dikombinasikan dengan
bawahan seperti celana panjang berbahan jeans atau katun. Karena itulah baju
koko kerap dikenakan
untuk menghadiri jenis acara apapun. Selain itu kebanyakan baju koko menggunakan bahan katun yang mudah menyerap keringat. Ini membuat baju koko selain terlihat menarik juga begitu nyaman untuk
digunakan.
Popularitas baju koko juga semakin
bertambah dengan munculnya berbagai tokoh yang tampil keren dengan berbagai
model baju koko. Mulai dari pemuka agama, selebriti, sampai ke pejabat
pemerintahan. Lihat saja figur (alm) Ustaz Jeffry, Teuku Wisnu, Presiden SBY, dan tokoh-tokoh lainnya yang seringkali tampil di layar
televisi dengan mengenakan baju koko.
Tokoh-tokoh seperti mereka lah
yang mempunyai andil terhadap tren fashion
masyarakat Islam di Indonesia
serta mendorong munculnya berbagai macam variasi model baju koko.
Walaupun image baju koko erat dengan baju muslim, tapi sebenarnya baju koko
itu sendiri bukan berasal dari budaya negara Islam, lho. Berbeda dengan gamis (baju panjang) yang biasa
dikenakan pria Arab, kekhasan baju koko biasanya ditunjukkan melalui desainnya yang penuh dengan
aksesoris atau renda. Siapa sangka? Ternyata baju koko ini justru merupakan adaptasi dari
budaya China, yang mayoritas penduduknya bukanlah muslim.
Menurut info di sini (http://www.anneahira.com/baju-koko.htm), seorang pengamat budaya
keturunan Tionghoa yang bernama David Kwa mengatakan bahwa baju yang dikenal dengan baju koko saat ini merupakan
sebuah warisan turun temurun dari masyarakat China. Di masyarakat China
sendiri, baju tersebut dikenal dengan nama ‘tui-khim’.
Pakaian ini kemudian sampai di kalangan warga Betawi, dan cenderung dikenal
sebagai baju ‘tikim’. Nah,
pakaian inilah yang berbentuk seperti baju koko, yakni
pakaian yang terbuka di tengah dan
memiliki lima buah kancing untuk menutup bukaan tersebut.
Kalau di masyarakat Betawi, baju tikim ini biasa dipadukan dengan
celana batik. Hingga pada abad ke-20, baju tikim menjadi pakaian yang digunakan sehari-hari oleh pria
Betawi. Lalu kenapa baju tikim
bisa disebut sebagai baju koko?
Alasannya ternyata sangat sederhana, yakni karena baju tikim ini umumnya dikenakan oleh ‘engkoh-engkoh’ (berarti bapak-bapak,
pengaruh bahasa etnis Tionghoa) dalam kegiatannya. Di telinga Indonesia, kata ‘engkoh-engkoh’ kemudian disingkat dan
dieja menjadi ‘koko’,
karena itulah baju tikim
kemudian berubah menjadi baju koko.
Di balik asal-usulnya yang
berasal dari budaya China, kini baju koko justru disebut sebagai baju muslim di Indonesia. Mungkin karena cocok dipadukan sama
atribut muslim lain seperti peci, syal, sorban, atau sarung kali ya? Tapi
uniknya sekarang ini ga cuma pria muslim aja yang pakai, baju koko juga
ternyata kian populer di kalangan para pria non-muslim. Salah satunya karena
kini baju koko banyak dibuat dengan berbagai macam style.
Popularitas baju koko pun nggak
luput dari para pemilik toko online. Buktinya kamu akan semakin mudah mencari
berbagai macam baju koko keren dengan harga terjangkau secara online . Tinggal cari model dan warna baju
koko yang paling cocok, lakukan pembayaran sesuai prosedur, dan baju koko
incaran pun langsung diterima di rumah atau kantor. Gak akan repot!
Jadi, baju koko seperti apa yang
paling kamu sukai?
No comments:
Post a Comment